PEWARNAAN PADA
GIGI ( STAIN )
1.
Pengertian
stain
Menurut
Grossman (1995), stain adalah deposit
berpigmen pada permukaan gigi yang merupakan masalah estetik dan tidak
menyebabkan peradangan pada gingival.
2.
Jenis-
jenis pewarnaan gigi
a.
Pewarnaan
ekstrinsik
Menurut Mangoen
Prasodjo (2009), stain adalah warna
yang menempel diatas permukaan gigi biasanya terjadi karena pelekatan warna
makanan, minuman, ataupun rokok yang meninggalkan tar berwarna kecoklatan pada
gigi, yang terjadi secara perlahan dalam jangka waktu yang panjang.
Menurut Grossman
(1995), stain adalah perubahan warna
yang ditemukan pada permukaan luar gigi dan biasanya berasal lokal, misalnya
noda tembakau yang menyebabkan gigi berwarna gelap. Menurut Suryo (1992, Cit,
Widyana, 2005) Pewarnaan ekstrinsik adalah suatu perubahan warna yang terjadi
dari luar, karena agensia yang
menyebabkan perubahan warna menembus masuk kedalam jaringan gigi.
Gambaran
pewarnaan ekstrinsik gigi di bagian lingual
secara jelas dapat dilihat pada
gambar 4 berikut di bawah ini.
b.
Pewarnaan
intrinsik
Menurut
Sumawinata (1997, cit. Widyana,
2005), pewarnaan intrinsik merupakan perubahan warna yang mengenai bagian dalam
struktur gigi selama pertumbuhan gigi, yang penting sebagian besar perubahan
warna terjadi didalam dentin dan relatif sukar dirawat, contoh : perubahan
warna karena tetrasiklin yang masuk kedalam struktur mineral gigi yang sedang
tumbuh.
Menurut Grossman
(1995) pewarnaan yang diakibatkan oleh noda yang terdapat didalam email dan
dentin. Menurut Mangoen Prasodjo (2004) pewarnaan yang mengalami diskolorasi
atau perubahaan warna yang terjadi semasa pembentukan struktur gigi.
Gambaran
pewarnaan intrinsik gigi secara jelas dapat dilihat pada gambar 5 berikut di
bawah ini.
3.
Diskolorasi
Pewarnaan Stain
Diskolorasi
gigi atau stain adalah deposit
berpigmen pada permukaan gigi. Stain
merupakan masalah estetik dan tidak menyebabkan peradangan pada gingival.
Penggunaan produk tembakau, teh, kopi, obat kumur tertentu, dan pigmen didalam
makanan menyebabkan terbentuknya stain.
Stain akibat pemakaian produk-produk
tersebut menghasilkan permukaan yang kasar sehingga mudah ditempeli oleh sisa
makanan dan kuman yang akhirnya membentuk plak.
Apabila tidak dibersihkan, plak akan
mengeras dan membentuk karang gigi (calculus)
yang dapat merambat ke akar gigi, akibatnya gusi mudah berdarah, gigi gampang
goyang, dan mudah tanggal. Stain pada
gigi dapat terjadi dengan tiga cara : (1) stain
melekat langsung pada permukaan, (2) stain
terjabak di dalam kalkulus dan deposit lunak, dan (3) stain bergabung dengan struktur gigi atau material restoratif.
Berdasarkan
sumbernya, stain dibagi menjadi eksogen stain
yang di sebabkan oleh substansi dari luar gigi dan endogen stain yang berasal dari dalam gigi. Berdasarkan lokasi, stain dibagi menjadi stain intrinsik dan ekstrinsik. Stain intrinsik terdapat didalam
substansi gigi dan tidak dapat hilang dengan scalling ataupun pomolesan gigi. Stain ekstrinsik adalah perubahan warna pada permukaan luar gigi
yang dapat hilang hanya dengan menyikat gigi dan scalling. Mayoritas stain
yang terjadi pada gigi permanen adalah stain
ekstrinsik. Warnanya bervariasi dari kuning hingga hitam dan terdapat pada
pelikel.
Berdasarkan
penyebabnya, stain ekstrinsik dibagi menjadi dua kategori: (1) stain langsung, disebabkan oleh kromogen
organik yang melekat pada pelikel. Warna Stain
yang dihasilkan berasal dari warna asli
kromogen tersebut. Merokok dan mengunyah tembakau diketahui menyebabkan stain jenis ini, demikian juga dengan
beberapa jenis ini minuman seperti teh dan kopi. Warna yang terlihat pada gigi
berasal komponen polyphenol, yang memberikan warna pada makanan, (2) stain tidak langsung, dihasilkan dari
interaksi kimia antara komponen penyebab stain
denagn permukaan gigi. Stain ini
berhubungan dengan antiseptik kationik dan garam metal.
Beberapa
stain ekstrinsik antara lain adalah stain hijau, hitam, tembakau, coklat,
orange, dan metalik. Stain hijau
terdapat pada biofilm, dan dapat terjadi pada semua umur, terutama pada
anak-anak, dan sering ditemukan pada maksila. Gambaran klinisnya berupa garis
berwarna kuning muda hingga hijau melingkari sepertiga servikal permukaan
labial, atau dapat pula menutupi setengah permukaan gigi. Penyebabnya adalah
kebersihan mulut yang buruk, kromogen, dan haemorhage
gingiva. Email dibawah stain biasanya
kasar.
Stain hitam biasa
terlihat pada permukaan lingual dan proksimal, pada gigi susu. Pada orang
dewasa biasa ditemukan pada gigi didekat duktus kelenjar saliva. Gambaran klinisnya berupa garis berwarna coklat tua hingga
hitam mengikuti kontur gingival pada sepertiga servikal mahkota.
Stain tembakau
bentuknya bercampur dengan biofilm mengikuti kontur puncak gingival, bergabung
dengan deposit kalkulus dan berwarna coklat muda sampai coklat tua. Deposit stain parah yang terdapat pada pengunyah
tembakau, dapat berpenetrasi kedalam email dan menjadi stain intrinsik eksogenus. Stain
ini paling sering ditemukan dipermukaan lingual, biasanya pada sepertiga
servikal, dan pit fissure.
Stain coklat
dihasilkan dari perubahan kimia pada pelikel, penggunaan stannous fluroid, teh, kopi, kecap, dan klorheksidin. Stain orange biasa dihubungkan dengan
kebersihan mulut yang buruk. Stain
ini terdapat di sepertiga servikal mahkota permukaan labial dan lingual, dan
mudah dibersihkan dengan profilaksi, tetapi akan muncul kembali bila kebersihan
mulutnya tetap buruk.
Stain metalik dapat
terjadi antara lain karena pekerja industri yang menghirup debu industri
melalui mulut sehingga menyebabkan substansi logam berkontak dengan gigi. Perubahan
warna gigi yang terjadi akan berbeda-beda bergantung pada bahan logam yang
mengkontaminasi, contoh : Nikel (hijau), tembaga (hijau kebiruan), besi (coklat
atau hijau kecoklatan), cadmium (kuning atau coklat keemasan).
Stain akibat
kontaminasi logam industri ini paling sering terlihat pada gigi anterior dan
pada 1/3 servikal. Stain metalik juga
dapat terjadi adanya kontaminasi bahan logam pada obat-obatan, dan dapat
mengakibatkan perubahan warna permukaan gigi secara menyeluruh, hal ini
disebabkan karena pigmen dari obat melekat langsung pada substansi gigi.
Pencegahanya antara lain dengan cara pengkonsumsian obat menggunakan sedotan
atau dalam bentuk tablet atau kapsul untuk menghindari kontak langsung dengan
gigi.
Beberapa
penyakit metabolik diketahui menyebabkan stain
intrinsik pada gigi. Ochronosis atau
alkaptonuria menyebabkan stain
coklat pada gigi permanen. Erythropoietieccongenital
menyebabkan stain merah kecoklatan
pada gigi sulung, fluorosis endemic
menyebabkan hipomaturasi email yang merupakan penyebab utama stain intrinsik pada gigi sulung. Stain email bisa bervariasi dari flek
putih hingga bercak coklat atau hitam dengan lubang. Tetrasiklin merupakan
penyebab utama stain intrinsik selama
perkembangan gigi. Saat erupsi, gigi berwarna kuning terang dimana ketika
diberi cahaya akan berubah menjadi coklat.
Diskolorasi
gigi dapat dihilangkan antara lain dengan scalling,
pemolesan, bleaching atau pemutihan
gigi. Scalling adalah prosedur untuk
menghilangkan kalkulus. Permukaan kalkulus yang berporus dapat terdiskolorasi
oleh substansi makanan dan tembakau. Kalkulus akan mencapai tingkat terparah
dalam waktu enam bulan. Pada saat dilakukan scalling, stain ekstrinsik akan ikut terbuang. Perawatan bleaching atau pemutihan gigi dapat dilakukan dengan berbagai cara
dan bahan tergantung penyebabnya. Bahan pemutihan gigi yang biasa digunakan
antara lain adalah sodiumperborat,
hidrogen peroksida, dan karbamid peroksida.
4.
Etiologi
Perubahan Warna Gigi
Perubahan
warna menurut Grossman (1995), perubahan warna dapat diklasifikasikan sebagai
ekstrinsik dan intrinsik, perubahan warna ekstrinsik ditemukan pada permukaan
luar gigi dan biasanya berasal dari lokal, misalnya noda tembakau yang
menyebabkan warna gigi menjadi coklat ke kuning-kuningan sampai hitam, pewarnaan
karena makanan dan minuman menyebabkan gigi menjadi gelap, pewarnaan karena
nitrat perak, bercak kehijauan yang dihubungkan dengan membran nasmyth pada anak-anak.
Perubahan
warna intrinsic adalah pewarnaan gigi
yang diakibatkan oleh noda yang terdapat didalam email dan dentin, penyebabnya
adalah penumpukan atau penggabungan bahan-bahan didalam struktur gigi misalnya stain tetrasiklin, yang bila masuk
kedalam dentin akan terlihat dari luar karena transluensi email. Perubahan warna gigi dapat dihubungkan dengan
periode perkembangan gigi misalnya pada dentiogenesis
imperfekta atau setelah selesai perkembangan gigi yang disebabkan oleh
pulpanekrosis.
Penyebab
perubahan gigi menurut Walton dan Torabinejab (1996) perubahan warna dapat
terjadi pada saat atau setelah terbentuknya email dan dentin penyebab perubahan
warna gigi dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu karena noda alamiah dan
pewarnaan iatrogenik. Penyebab noda
alamiah perubahan warna gigi disebabkan oleh sejumlah noda pada permukaan gigi
setelah gigi erupsi. Noda alamiah mungkin berada pada permukaan atau berikatan
didalam struktur gigi, kadang-kadang diakibatkan defek email atau karena cidera
trauma. Contoh penyebab noda alamiah sebagai berikut:
a.
Pulpa
nekrosis produk kerusakan jaringan yang dilepaskan kedalam tulubus dentin dan
mewarnai dentin sekitarnya.
b.
Pendarahan
intrapulpa disebabkan oleh trauma pada gigi dan akan menyebabkan pendarahan dan
lisis eritrosit. Produk disintegrasi
darah diduga sebagai ion sulfide,
masuk kedalam tulubus dentin sehingga menyebabkan perubahan warna gigi yang
makin lama makin meningkat.
c.
Metamorfosis
kalsium dan pembentukan dentin sekunder
ireguler secara ekstensif didalam kamar pulpa atau pada dinding saluran akar
menyebabkan transluensi mahkota gigi berkurang atau warna gigi berubah menjadi
kekuningan atau kuning kecoklatan. Pada pasien yang sudah tua, perubahan warna
gigi terjadi secara fisiologis sebagai akibat aposisi dentin secara berlebihan
disamping karena penipisan dan perubahan optik dalam email.
d.
Defek
perkembangan perubahan warna dapat terjadi karena kerusakan pada saat
perkembangan gigi, diantaranya:
1)
fluorosis
endemik masuknya sejumlah flour saat pembentukan gigi menyebabkan kerusakan
struktur yang mengalami mineralisasi dan mengakibatkan terjadinya hipoplasia.
Perkembangan gigi menjadi porus dan akan menyerap warna didalam rongga mulut.
2)
obat-obatan
sistemik masuknya obat-obatan atau bahan kimia pada saat pembentukan gigi dapat
menyebabkan perubahan warna gigi. Pada umumnya obat yang menyebabkan perubahan
warna gigi paling berat adalah tetrasiklin, menyebabkan gigi berwarna kuning
kecoklatan sampai abu-abu tua, hal ini tergantung pada jumlah, frekuensi, jenis
tetrasiklin dan umur pasien saat meminum obat.
3)
defek
dalam pembentukan gigi kerusakan dalam pembentukan gigi terjadi sebatas email
berupa hipoplasia dan hipokalsifikasi, terlihat warna gigi kecoklatan.
4)
kelainan
darah dan faktor-faktor lain :
a)
kondisi
sistemik mengakibatkan lisis eritrosit secara luas. Produk kerusakan darah
dapat bergabung kedalam dentin dan mewarnai gigi.
b)
suhu
tubuh yang tinggi saat pembentukan gigi menyebabkan perubahan warna berbentuk
pita pada email.
c)
porfiria penyakit metabolisme
menyebabkan gigi susu atau permanen berubah karena menjadi kemerahan atau
kecoklatan.
d)
penyakit
sistemik dan masuknya bahan obat-obatan, jarang terjadi dan tidak diidentifikasi.
Penyebab
perubahan warna iatrogenik sebagai
akibat prosedur perawatan gigi atau dapat disebabkan oleh berbagai bahan kimia
dan bahan yang dipakai dibidang kedokteran gigi.
Perubahan
warna gigi karena perawatan endodontik, perubahan warna gigi akibat perawatan
endodontik dapat disebabkan oleh beberapa hal tersebut dibawah ini (Walton
& Torabinejab, 1996) :
a.
Bahan
obturasi yang dapat menyebabkan perubahan warna gigi adalah semen saluran akar
dari jenis seng oksida eugenol atau semen saluran akar dengan komponen logam.
b.
Sisa-sisa
jaringan pulpa fragmen jaringan pulpa yang tertinggal dalam mahkota, biasanya
dalam tanduk pulpa, dapat mengakibatkan perubahan warna secara perlahan.
c.
Obat-obatan
intrakanal kebanyakkan dapat menyebabkan perubahan warna gigi, misalnya obat
intrakanal golongan fenol berkontak langsung dengan dentin, dalam waktu yang
lama memungkinkan obat berpenetrasi kedalam dentin sehingga akan menyebabkan
perubahan warna gigi.
Perubahan
warna gigi karena restorasi korona, restorasi yang dipakai ada dua tipe yaitu
(Walton & Torabinejab, 1996) :
a.
Restorasi
logam amalgam merupakan penyebab paling hebat karena elemen warna gelap dapat
merubah warna dentin menjadi abu-abu gelap.
b.
Restorasi
komposit kebocoran mikro tumpatan komposit dapat menyebabkan perubahan warna
gigi. Tepi tumpatan yang terbuka merupakan tempat masuknya bahan kimia yang
mewarnai dentin (Grossman, 1995).