Kamis, 04 Oktober 2012

PEWARNAAN PADA GIGI ( STAIN )



PEWARNAAN PADA GIGI ( STAIN )

1.    Pengertian stain
Menurut Grossman (1995), stain adalah deposit berpigmen pada permukaan gigi yang merupakan masalah estetik dan tidak menyebabkan peradangan pada gingival.
2.    Jenis- jenis pewarnaan gigi
a.         Pewarnaan ekstrinsik
Menurut Mangoen Prasodjo (2009), stain adalah warna yang menempel diatas permukaan gigi biasanya terjadi karena pelekatan warna makanan, minuman, ataupun rokok yang meninggalkan tar berwarna kecoklatan pada gigi, yang terjadi secara perlahan dalam jangka waktu yang panjang.
Menurut Grossman (1995), stain adalah perubahan warna yang ditemukan pada permukaan luar gigi dan biasanya berasal lokal, misalnya noda tembakau yang menyebabkan gigi berwarna gelap. Menurut Suryo (1992, Cit, Widyana, 2005) Pewarnaan ekstrinsik adalah suatu perubahan warna yang terjadi dari luar, karena agensia yang menyebabkan perubahan warna menembus masuk kedalam jaringan gigi.
Gambaran pewarnaan ekstrinsik gigi di bagian lingual  secara jelas dapat dilihat pada gambar 4 berikut di bawah ini.
b.    Pewarnaan intrinsik
Menurut Sumawinata (1997, cit. Widyana, 2005), pewarnaan intrinsik merupakan perubahan warna yang mengenai bagian dalam struktur gigi selama pertumbuhan gigi, yang penting sebagian besar perubahan warna terjadi didalam dentin dan relatif sukar dirawat, contoh : perubahan warna karena tetrasiklin yang masuk kedalam struktur mineral gigi yang sedang tumbuh.
Menurut Grossman (1995) pewarnaan yang diakibatkan oleh noda yang terdapat didalam email dan dentin. Menurut Mangoen Prasodjo (2004) pewarnaan yang mengalami diskolorasi atau perubahaan warna yang terjadi semasa pembentukan struktur gigi.
 Gambaran pewarnaan intrinsik gigi secara jelas dapat dilihat pada gambar 5 berikut di bawah ini.
3.        Diskolorasi Pewarnaan Stain
Diskolorasi gigi atau stain adalah deposit berpigmen pada permukaan gigi. Stain merupakan masalah estetik dan tidak menyebabkan peradangan pada gingival. Penggunaan produk tembakau, teh, kopi, obat kumur tertentu, dan pigmen didalam makanan menyebabkan terbentuknya stain. Stain akibat pemakaian produk-produk tersebut menghasilkan permukaan yang kasar sehingga mudah ditempeli oleh sisa makanan dan kuman yang akhirnya membentuk plak. Apabila tidak dibersihkan, plak akan mengeras dan membentuk karang gigi (calculus) yang dapat merambat ke akar gigi, akibatnya gusi mudah berdarah, gigi gampang goyang, dan mudah tanggal. Stain pada gigi dapat terjadi dengan tiga cara : (1) stain melekat langsung pada permukaan, (2) stain terjabak di dalam kalkulus dan deposit lunak, dan (3) stain bergabung dengan struktur gigi atau material restoratif.
Berdasarkan sumbernya, stain dibagi menjadi  eksogen stain yang di sebabkan oleh substansi dari luar gigi dan endogen stain yang berasal dari dalam gigi. Berdasarkan lokasi, stain dibagi menjadi stain intrinsik dan ekstrinsik. Stain intrinsik terdapat didalam substansi gigi dan tidak dapat hilang dengan scalling ataupun pomolesan gigi. Stain ekstrinsik adalah perubahan warna pada permukaan luar gigi yang dapat hilang hanya dengan menyikat gigi dan scalling. Mayoritas stain yang terjadi pada gigi permanen adalah stain ekstrinsik. Warnanya bervariasi dari kuning hingga hitam dan terdapat pada pelikel.
Berdasarkan penyebabnya, stain  ekstrinsik dibagi menjadi dua kategori: (1) stain langsung, disebabkan oleh kromogen organik yang melekat pada pelikel. Warna Stain yang dihasilkan berasal  dari warna asli kromogen tersebut. Merokok dan mengunyah tembakau diketahui menyebabkan stain jenis ini, demikian juga dengan beberapa jenis ini minuman seperti teh dan kopi. Warna yang terlihat pada gigi berasal komponen polyphenol, yang memberikan warna pada makanan, (2) stain tidak langsung, dihasilkan dari interaksi kimia antara komponen penyebab stain denagn permukaan gigi. Stain ini berhubungan dengan antiseptik kationik dan garam metal.
Beberapa stain ekstrinsik antara lain adalah stain hijau, hitam, tembakau, coklat, orange, dan metalik. Stain hijau terdapat pada biofilm, dan dapat terjadi pada semua umur, terutama pada anak-anak, dan sering ditemukan pada maksila. Gambaran klinisnya berupa garis berwarna kuning muda hingga hijau melingkari sepertiga servikal permukaan labial, atau dapat pula menutupi setengah permukaan gigi. Penyebabnya adalah kebersihan mulut yang buruk, kromogen, dan haemorhage gingiva. Email dibawah stain biasanya kasar.
Stain hitam biasa terlihat pada permukaan lingual dan proksimal, pada gigi susu. Pada orang dewasa biasa ditemukan pada gigi didekat duktus kelenjar saliva. Gambaran klinisnya berupa garis berwarna coklat tua hingga hitam mengikuti kontur gingival pada sepertiga servikal mahkota.
Stain tembakau bentuknya bercampur dengan biofilm mengikuti kontur puncak gingival, bergabung dengan deposit kalkulus dan berwarna coklat muda sampai coklat tua. Deposit stain parah yang terdapat pada pengunyah tembakau, dapat berpenetrasi kedalam email dan menjadi stain intrinsik eksogenus. Stain ini paling sering ditemukan dipermukaan lingual, biasanya pada sepertiga servikal, dan pit fissure.
Stain coklat dihasilkan dari perubahan kimia pada pelikel, penggunaan stannous fluroid, teh, kopi, kecap, dan klorheksidin. Stain orange biasa dihubungkan dengan kebersihan mulut yang buruk. Stain ini terdapat di sepertiga servikal mahkota permukaan labial dan lingual, dan mudah dibersihkan dengan profilaksi, tetapi akan muncul kembali bila kebersihan mulutnya tetap buruk.
Stain metalik dapat terjadi antara lain karena pekerja industri yang menghirup debu industri melalui mulut sehingga menyebabkan substansi logam berkontak dengan gigi. Perubahan warna gigi yang terjadi akan berbeda-beda bergantung pada bahan logam yang mengkontaminasi, contoh : Nikel (hijau), tembaga (hijau kebiruan), besi (coklat atau hijau kecoklatan), cadmium (kuning atau coklat keemasan).
Stain akibat kontaminasi logam industri ini paling sering terlihat pada gigi anterior dan pada 1/3 servikal. Stain metalik juga dapat terjadi adanya kontaminasi bahan logam pada obat-obatan, dan dapat mengakibatkan perubahan warna permukaan gigi secara menyeluruh, hal ini disebabkan karena pigmen dari obat melekat langsung pada substansi gigi. Pencegahanya antara lain dengan cara pengkonsumsian obat menggunakan sedotan atau dalam bentuk tablet atau kapsul untuk menghindari kontak langsung dengan gigi.
Beberapa penyakit metabolik diketahui menyebabkan stain intrinsik pada gigi. Ochronosis atau alkaptonuria menyebabkan stain coklat pada gigi permanen. Erythropoietieccongenital menyebabkan stain merah kecoklatan pada gigi sulung, fluorosis endemic menyebabkan hipomaturasi email yang merupakan penyebab utama stain intrinsik pada gigi sulung. Stain email bisa bervariasi dari flek putih hingga bercak coklat atau hitam dengan lubang. Tetrasiklin merupakan penyebab utama stain intrinsik selama perkembangan gigi. Saat erupsi, gigi berwarna kuning terang dimana ketika diberi cahaya akan berubah menjadi coklat.
Diskolorasi gigi dapat dihilangkan antara lain dengan scalling, pemolesan, bleaching atau pemutihan gigi. Scalling adalah prosedur untuk menghilangkan kalkulus. Permukaan kalkulus yang berporus dapat terdiskolorasi oleh substansi makanan dan tembakau. Kalkulus akan mencapai tingkat terparah dalam waktu enam bulan. Pada saat dilakukan scalling, stain ekstrinsik akan ikut terbuang. Perawatan bleaching atau pemutihan gigi dapat dilakukan dengan berbagai cara dan bahan tergantung penyebabnya. Bahan pemutihan gigi yang biasa digunakan antara lain adalah sodiumperborat, hidrogen peroksida, dan karbamid peroksida.
4.      Etiologi Perubahan Warna Gigi
Perubahan warna menurut Grossman (1995), perubahan warna dapat diklasifikasikan sebagai ekstrinsik dan intrinsik, perubahan warna ekstrinsik ditemukan pada permukaan luar gigi dan biasanya berasal dari lokal, misalnya noda tembakau yang menyebabkan warna gigi menjadi coklat ke kuning-kuningan sampai hitam, pewarnaan karena makanan dan minuman menyebabkan gigi menjadi gelap, pewarnaan karena nitrat perak, bercak kehijauan yang dihubungkan dengan membran nasmyth pada anak-anak.
Perubahan warna intrinsic adalah pewarnaan gigi yang diakibatkan oleh noda yang terdapat didalam email dan dentin, penyebabnya adalah penumpukan atau penggabungan bahan-bahan didalam struktur gigi misalnya stain tetrasiklin, yang bila masuk kedalam dentin akan terlihat dari luar karena transluensi email. Perubahan warna gigi dapat dihubungkan dengan periode perkembangan gigi misalnya pada dentiogenesis imperfekta atau setelah selesai perkembangan gigi yang disebabkan oleh pulpanekrosis.
Penyebab perubahan gigi menurut Walton dan Torabinejab (1996) perubahan warna dapat terjadi pada saat atau setelah terbentuknya email dan dentin penyebab perubahan warna gigi dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu karena noda alamiah dan pewarnaan iatrogenik. Penyebab noda alamiah perubahan warna gigi disebabkan oleh sejumlah noda pada permukaan gigi setelah gigi erupsi. Noda alamiah mungkin berada pada permukaan atau berikatan didalam struktur gigi, kadang-kadang diakibatkan defek email atau karena cidera trauma. Contoh penyebab noda alamiah sebagai berikut:
a.       Pulpa nekrosis produk kerusakan jaringan yang dilepaskan kedalam tulubus dentin dan mewarnai dentin sekitarnya.
b.      Pendarahan intrapulpa disebabkan oleh trauma pada gigi dan akan menyebabkan pendarahan dan lisis eritrosit. Produk disintegrasi darah diduga sebagai ion sulfide, masuk kedalam tulubus dentin sehingga menyebabkan perubahan warna gigi yang makin lama makin meningkat.
c.       Metamorfosis kalsium dan  pembentukan dentin sekunder ireguler secara ekstensif didalam kamar pulpa atau pada dinding saluran akar menyebabkan transluensi mahkota gigi berkurang atau warna gigi berubah menjadi kekuningan atau kuning kecoklatan. Pada pasien yang sudah tua, perubahan warna gigi terjadi secara fisiologis sebagai akibat aposisi dentin secara berlebihan disamping karena penipisan dan perubahan optik dalam email.
d.      Defek perkembangan perubahan warna dapat terjadi karena kerusakan pada saat perkembangan gigi, diantaranya:
1)      fluorosis endemik masuknya sejumlah flour saat pembentukan gigi menyebabkan kerusakan struktur yang mengalami mineralisasi dan mengakibatkan terjadinya hipoplasia. Perkembangan gigi menjadi porus dan akan menyerap warna didalam rongga mulut.
2)      obat-obatan sistemik masuknya obat-obatan atau bahan kimia pada saat pembentukan gigi dapat menyebabkan perubahan warna gigi. Pada umumnya obat yang menyebabkan perubahan warna gigi paling berat adalah tetrasiklin, menyebabkan gigi berwarna kuning kecoklatan sampai abu-abu tua, hal ini tergantung pada jumlah, frekuensi, jenis tetrasiklin dan umur pasien saat meminum obat.
3)      defek dalam pembentukan gigi kerusakan dalam pembentukan gigi terjadi sebatas email berupa hipoplasia dan hipokalsifikasi, terlihat warna gigi kecoklatan.
4)      kelainan darah dan faktor-faktor lain :
a)      kondisi sistemik mengakibatkan lisis eritrosit secara luas. Produk kerusakan darah dapat bergabung kedalam dentin dan mewarnai gigi.
b)      suhu tubuh yang tinggi saat pembentukan gigi menyebabkan perubahan warna berbentuk pita pada email.
c)      porfiria penyakit metabolisme menyebabkan gigi susu atau permanen berubah karena menjadi kemerahan atau kecoklatan.
d)     penyakit sistemik dan masuknya bahan obat-obatan, jarang terjadi  dan tidak diidentifikasi.
Penyebab perubahan warna iatrogenik sebagai akibat prosedur perawatan gigi atau dapat disebabkan oleh berbagai bahan kimia dan bahan yang dipakai dibidang kedokteran gigi.
Perubahan warna gigi karena perawatan endodontik, perubahan warna gigi akibat perawatan endodontik dapat disebabkan oleh beberapa hal tersebut dibawah ini (Walton & Torabinejab, 1996) :
a.       Bahan obturasi yang dapat menyebabkan perubahan warna gigi adalah semen saluran akar dari jenis seng oksida eugenol atau semen saluran akar dengan komponen logam.
b.      Sisa-sisa jaringan pulpa fragmen jaringan pulpa yang tertinggal dalam mahkota, biasanya dalam tanduk pulpa, dapat mengakibatkan perubahan warna secara perlahan.
c.       Obat-obatan intrakanal kebanyakkan dapat menyebabkan perubahan warna gigi, misalnya obat intrakanal golongan fenol berkontak langsung dengan dentin, dalam waktu yang lama memungkinkan obat berpenetrasi kedalam dentin sehingga akan menyebabkan perubahan warna gigi.
Perubahan warna gigi karena restorasi korona, restorasi yang dipakai ada dua tipe yaitu (Walton & Torabinejab, 1996) :
a.       Restorasi logam amalgam merupakan penyebab paling hebat karena elemen warna gelap dapat merubah warna dentin menjadi abu-abu gelap.
b.      Restorasi komposit kebocoran mikro tumpatan komposit dapat menyebabkan perubahan warna gigi. Tepi tumpatan yang terbuka merupakan tempat masuknya bahan kimia yang mewarnai dentin (Grossman, 1995).